Museum Mata-Mata Dibuka di New York City, Ini Koleksinya

Jum'at, 02 Maret 2018 - 19:30 WIB
Museum Mata-Mata Dibuka di New York City, Ini Koleksinya
Museum Mata-Mata Dibuka di New York City, Ini Koleksinya
A A A
JIKA Anda suka dengan dunia mata-mata atau intelijen, Anda bisa mencoba ke sini. New York memiliki museum terbaru, yakni museum spionase SPYSCAPE di Midtown Manhattan.

Museum ini memiliki bentuk yang ramping, dengan luas 60.000 kaki persegi. Bangunannya dihiasi dinding beton yang gelap, lantai beton yang dipoles, pencahayaan LED dan kinetik, serta teknologi informasi tingkat tinggi.

Museum ini dirancang arsitek asal Inggris, Adjaye Associates, milik David Adjaye. Masing-masing dari tujuh galeri didedikasikan untuk bagian penipuan, enkripsi, pengawasan, peretasan, intelijen, perang cyber, dan operasi khusus.

SPYSCAPE lebih mirip rumah interaktif yang megah dibanding museum tradisional. Pengunjung diberi gelang digital saat masuk sehingga mereka dapat mengeksplorasi keahlian dan atribut mata-mata mereka sendiri dengan menyelesaikan tantangan.

Lalu, di ruang pembekalan, mereka akan mendapatkan peran mata-mata yang sesuai dengan mereka. Di sini para pengunjung juga diajak bermain menjadi tersangka maupun intel di ruang interogasi pendeteksi kebohongan. Di ruangan ini, mereka harus berhati-hati untuk tidak berkedip terlalu banyak karena bisa mengindikasikan kebohongan yang lebih banyak.

Lalu ada terowongan laser operasi khusus, mirip seperti sebuah "Mission Impossible". Pengunjung harus gesit saat melalui lampu-lampu laser yang begitu banyak dan berbentuk tak beraturan. Di sini juga terdapat galeri pengawas. Di dalamnya terdapat drum baja bulat yang "benar-benar dramatis".

Di galeri terakhir akan terungkap apakah pengunjung memiliki bakat sebagai agen pengendali, kriptologi, peretas, analis intelijen, petugas intelijen, perwira operasi khusus, spycatcher, spymaster, petugas pengawasan, atau petugas operasi teknis. "Kami bekerja selama beberapa tahun untuk sistem pembuatan profil dengan mantan kepala pelatihan untuk intelijen Inggris, dan juga beberapa ahli psikologi industri terkemuka. Jadi, yang ada di sini sangat autentik," tutur Shelby Pritchard, Kepala Staf SPYSCAPE, kepada CNN Travel.

Di sini pengunjung juga akan diperkenalkan dengan kisah-kisah luar biasa dari beberapa nama terhebat dan paling terkenal dalam sejarah mata-mata. Mulai dari pemecah kode Perang Dunia (PD) II, Alan Turing, hingga intel rahasia Virginia Hall serta agen FBI yang menjadi mata-mata Rusia, Robert Hanssen.

Dari sisi atraksi, museum ini terlihat memuaskan. Namun, dari sisi informasi, masih dianggap sangat sedikit. Pritchard mengonfirmasi kepada The Wall Street Journal pada bulan Oktober tahun lalu bahwa biaya untuk menciptakan atraksi bertenaga paling tinggi ini mencapai puluhan juta dolar, dan ini membuat harga tiket jadi cukup mahal, yakni USD39 (Rp532.000) untuk orang dewasa dan USD32 (Rp437.000) untuk anak-anak.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5733 seconds (0.1#10.140)